Skip to main content

Posts

Featured

MEMBACA CERGAM MAHABHARATA SEBAGAI SASTRA GRAFIS

Namaku Karna, “Aku tahu aku ini anak Dewi Kunti, bukan anak sais kereta,” demikian ucap putra Batara Surya yang sekandungan dengan ibunya para Pandawa Lima. Seucap kalimat tersebut dipungut dari novel Mahabharata versi karangan Nyoman S. Pendit (2014 : 303). Konon menurut keyakinan ummat Hinduis, kitab atau sutra Mahabharata gubahan Mpu Wyasa ini, apabila di baca selembar akan menghapus dosa sehari untuk orang yang membacanya. Ucapan penegasan dari Karna itu ditujukan kepada Bhisma Dewabrata, sang keturunan terakhir wangsa Bharata yang telah mengangkat sumpah yang berat nan suci untuk tidak mempunyai keturunan dan melepas gelar putra mahkota demi kebahagiaan ayahandanya Prabu Sentanu. Komik Indonesia, atau dikenali sebagai CERGAM , kembali meluncur untuk kesekian kalinya ke publik pembaca Indonesia yang menghadirkan versi kisah epos Mahabharata. Kali ini digarap dengan apik oleh saudara Apri Kusbiantoro, yang menurut gossip teranyar adalah cergamis yang masih setia menggunakan medi

Latest Posts

Kartun sebagai sejarah Kemanusiaan

komik komersil non-komersil!?

Listening to the Drawing: A Study of Phenomenology of Comics

Kemewaktuan dalam komik

NeueCergam: Membangun Konsep Sastra Grafis

Cergam: Komik yang Menyastrakan Grafis

Meta Closure dan Relief Candi

Sumbangan Komik Fiksi Ilmiah (superhero) pada kebangkrutan komik lokal

Novel Grafis dan Narasi Visual